Kajian Potensi Cross Wind Dalam Pembangunan New Yogyakarta International Airport Guna Keselamatan Penerbangan

Main Article Content

fatkhu royan
Bambang Wijayanto

Abstract

Angin merupakan unsur cuaca yang sangat penting dalam keselamatan penerbangan. Penelitian ini bertujuan melakukan analisa profil angin bulanan dan potensi terjadinya Crosswind dalam pembangunan New Yogyakarta International Airport. Metode yang dipakai dengan memasang 4 (empat)buah AWS (Automatic Weather Station) di ujung landasan selama bulan Maret Huingga September 2017. Hasil pengamatan dan analisa menunjukan bahwa pola angin pada periode Maret – Mei memiliki arah yang bervariasi dengan kecepatan rata-rata 5 – 8 knot. Pada Juni – September, pola angin berhembus dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan rata-rata 6 – 9 knot. Selama periode pengamatan kecepatan angin maksimum yang terjadi antara 14 – 20 knot dan tidak ditemukan potensi terjadinya cross wind untuk panjang runway 3.600 meter.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Article

References

Bellasio, R. (2014). Analysis of wind data for airport runway design. Journal of Airline and Airport management. JAIRM, 2014 – 4(2), 97-116

Boeing. (1999). Boeing 737 Limitation. Di akses 21 Februari 2019 dari http://www.b737.org.uk/limitations.htm

Cashman, J. (2014). Crosswind Guidelines. The Boeing Company. [PDF document]. Di Akses 17 Februari 2019 dari http://docslide.us/documents/crosswind-guidelines1.html

FAA. (2000). Appendix 1, Wind Analysis. Adisory Circular. AC 150/5300-13 CHG 6. Washington, DC. United States. 2000.

FAA. (2014). Allowable crosswind component per Runway Design Code in knots (m/s in parenthesis). http://www.faa.gov/airports/engineering/design_standards/ - di Akses 19 Februari 2019.

Fadholi, A. (2012). Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 - Desember 2012. Jurnal Statistika Universitas Islam Bandung. Vol. 12 No. 1 Mei, 2012.

Fadholi, A. (2013). Analisis Komponen Angin Landas Pacu (Runway) Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Jurnal Statistika, Vol. 13 No. 2, 45 – 53, 2013.

Gerz, T. (2013). Mitigating the impact of weather hazards on aviation. WWOSC 2014, Montreal, Canada.

Hahn, K. U (1989). Effect of Wind Shear on Flight Safety. Prog. Aerospace Sci. Voi. 26, pp. 225-259, 1989

ICAO. (2011). Aerodrome Meteorological Observation and Forecast Study Group (AMOFSG), Ninth Meeting, 26 to 30 September 2011, Montreal, Canada, 2011.

ICAO. (2009). Aerodrome Design and Operation. Annex 14 to the Convention on International Civil Aviation. Fifth Edition, July 2009.

Keputusan Menteri Perhubungan. (2013). Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. KepMenhub No. KP 1164 Th 2013.

Page, C. (2010). Understanding Aviation Meteorology and Weather Hazards with Ground-Based Observations. In book: Integrated Ground-Based Observing Systems, January 2010.

Van Es, G.W.H and A.K. Karwal. (2011). Safety aspects of tailwind operationsSafety aspects of tailwind operations Safety aspects of tailwind operations. National Aerospace Laboratory-NLR. NLR-TP-2001-003

WMO (2008). Measurement of meteorological Variable. World Meteorological Organization, 2008.

WRPLOT. (2016). WRPLOT View User Guide. Lakes Environmental Software, Canada.

Tjasyono, B.H.K. (2004). Klimatologi. ITB, Bandung.